Tak Tik Bom Wer
Berbicara tentang permainan ini sama halnya dengan kembali mengingat masa kecil yang penuh dengan kesederhanaan, permainan yang sangat jauh dengan nuansa modern. Tak Tik Bom Wer, yaaa begitulah kami menyebut permainan ini, permainan yang sangat jarang dimainkan oleh anak-anak zaman sekarang bahkan sudah tidak ada lagi dan mungkin tidak ada yang tau bagaimana cara memainkan permainan ini. Permainan ini sangatlah sederhana tak perlu uang agar bisa memainkannya, tak perlu menempuh jarak yang jauh agar bisa menikmatinya, tak perlu koneksi internet untuk mendapatkan keseruannya. Permainan ini cukup di mainkan di kampung halaman dengan teman-teman di sekitar wilayah rumah anda, permainan ini maksimal di mainkan oleh 4 orang anak, masing-masing dari 4 orang anak tadi memilih satu pilihan Tak, Tik, Bom, atau Wer.
Setelah mereka menentukan pilihan mereka masing-masing dan di sepakati bersama, kemudian mereka mengayunkan jari-jari mereka dengan di iringi nada Tak Tik Bom Wer tadi. Pada saat nada berada di Wer mereka sudah harus meletakkan tangan mereka masing-masing dengan posisi jari-jari tangan terbuka di lantai. Setelah itu lalu lah jari mereka di hitung dengan nada Tak Tik Bom Wer tadi, pada bagian inilah yang sangat menegangkan hitungan seperti undian siapa yang kena dia yang dapat, jika pada saat undian orang lain sangat berharap pilihannya kena atau terpilih di permainan ini setiap anak malah berdoa agar pilihan mereka meleset dalam hitungan dan tidak terpilih.
Aneh tapi nyata inilah yang terjadi dalam permainan ini, hitungan dengan nada Tak Tik Bom Wer akan berhenti di jari terakhir, apabila di jari terakhir terhenti nada Bom maka anak yang memilih bom lah yang akan menerima hukumannya, begitu juga seterusnya. Setelah di undi siapa yang mendapatkan hukuman lalu lah diadakan siun untuk menentukan berapa jumlah hukuman yang akan di dapatkan oleh anak tersebut.
Siun akan berhenti jika kedua anak yang melakukan siun tadi sama-sama menurunkan jari yang sama.
Mau tidak mau, terima tidak terima sebanyak apapun jumlah hukuman itulah jumlah hukuman yang harus diterima oleh anak tersebut karna tanggung jawab selalu dituntut bagi setiap pribadi manusia. Permainan nan sederhana namun memberikan didikan tanggung jawab di dalamnya.
Bertanggung jawab atas sebuah pilihan walaupun dari awal permainan sudah tahu bahwa permainan ini akan menyakitkan.
Tak ada cacian dan tidak ada keluhan dalam menerima hukuman, inilah yang terjadi di dalam permainan ini, semua tampak di jalani dengan hati yang gembira menerima apa yang menjadi pilihan dirinya.
Seperti kata pepatah ''Setapak jangan lalu, Setapak jangan surut'' mencerminkan sikap tegas dengan pilihan yang dipilih. Mengajarkan seorang anak agar menepati janjinya karna bagaimanapun janji harus ditepati.
Sungguh menyedihkan rasanya melihat permainan yang membentuk karakter anak, permainan yang menambah keakraban bersama teman ini harus punah bahkan terasa asing di telinga anak-anak yang hidup di zaman modern ini. tapi inilah dinamika kehidupan semua akan berkembang semua akan berubah, ada yang bisa di pertahankan ada pula yang harus kalah tenggelam terkubur di dalamnya lautan zaman.
Mengingat permainan ini sama halnya, ''di tepi laut luas kita berdiri, dan sambil menunjuk karang-karang dan bangkai kapal. Kata Sanento Yuliman dalam sebuah sajaknya. Yaa, permainan ini bagaikan bangkai kapal yang tenggelam dan tak kuat menahan kuatnya ombak zaman.
Inilah hukum alam, mau tidak mau harus di ikuti sebuah batu yang di lepaskan harus jatuh, manusia bahkan bisa melawannya bahkan tidak menghiraukannya. Janganlah kita lupa , bahwa semua tahap perkembangan dunia terdapat dalam diri kita semua.
Tidurlah, kau yang lelah.
Pejamkan matamu, istirahatlah jiwamu.
Tidurlah dan ketahuilah bahwa hidupmu indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar