Lagu
Rakyat Kalimantan Timur
Kutai
Kartanegara "Aku Menyanyi"
Nyanyian
rakyat adalah karya seni yang memiliki makna tertentu yang terdapat di wilayah
Nusantara, nyanyian rakyat tersebut muncul dan populer sebagai salah satu seni
di berbagai suku-suku di wilayah Nusantara. Istilah seni selalu berkaitan
dengan keindahan. Seni adalah penciptaan segala hal atau benda yang karena
keindahan bentuknya orang senang melihat dan mendengarnya, membuat seni
merupakan wujud ekspresi dari suatu ide atau gagasan.
Melalui seni musik banyak hal yang
bisa kita dapatkan mulai dari ciri khas alunan musik daerah tersebut, suasana
bahkan keadaan alam yang ada di daerah itu, aktivitas masyarakat dan lain-lain.
Berikut ini adalah sedikit pengetahuan saya mengenai nyanyian rakyat yang
beberapa lirik di lagu tersebut sangat kental menggambarkan suasana alam
nyanyian itu berasal tentunya dengan menerjemahkan beberapa lirik yang khas
menggunakan bahasa Kutai “Aku Menyanyi” lagu khas Kalimantan Timur yang berasal
dari suku Kutai lagu yang sangat indah dengan lirik musiknya di iringi alunan
nada-nada merdu.
Aku Menyanyi
Endak endaklah mendi
endaklah mendi panasnya hari
Mendi mendi dibatang mendi di batang airnya keroh
Gubang gubang tambangan gubang tambangan membawa jukut
Jukut nyaman dipanggang nyaman dipanggang gangganya terong
Lagu ini lagu mainan, lagu ini lagu sindiran
Jangan heran etam mendengar
Lagu ini lagu mainan, lagu ini lagu sindiran
Hibur hati dengar aku menyanyi
Wadakleh urang seberang urang seberang menggangan asam
Namun etam di sini etam disini manggangan kacang
Putih bunga melati bunga melati harum baunya
Setangkai kupetik aduh sayang tinggal daunnya
Lagu ini lagu mainan, lagu ini lagu sindiran
Jangan heran etam mendengar
Lagu ini lagu mainan, lagu ini lagu sindiran
Hibur hati dengar aku menyanyi
Mendi mendi dibatang mendi di batang airnya keroh
Gubang gubang tambangan gubang tambangan membawa jukut
Jukut nyaman dipanggang nyaman dipanggang gangganya terong
Lagu ini lagu mainan, lagu ini lagu sindiran
Jangan heran etam mendengar
Lagu ini lagu mainan, lagu ini lagu sindiran
Hibur hati dengar aku menyanyi
Wadakleh urang seberang urang seberang menggangan asam
Namun etam di sini etam disini manggangan kacang
Putih bunga melati bunga melati harum baunya
Setangkai kupetik aduh sayang tinggal daunnya
Lagu ini lagu mainan, lagu ini lagu sindiran
Jangan heran etam mendengar
Lagu ini lagu mainan, lagu ini lagu sindiran
Hibur hati dengar aku menyanyi
Terjemahan:
Mau maulah mandi mau
mandi panas sekali hari
mandi mandi dibatang mandi di batang airnya keruh
perahu perahu tambangan perahu tambangan membawa ikan
ikan enak dipanggang enak dipanggang sayurnya terong
ini lagu lagu mainam, ini lagu lagu sindiran
Jangan heran kita mendengar
ini lagu lagu mainan, ini lagu lagu sindiran
Hibur hati dengar aku menyanyi
aduhai orang seberang orang seberang bikin sayur asam
Namun kita di sini kita disini bikin sayur kacang
Putih bunga melati bunga melati harum baunya
Setangkai kupetik aduh sayang tinggal daunnya
ini lagu lagu mainan, ini lagu lagu sindiran
Jangan heran kita mendengar
mandi mandi dibatang mandi di batang airnya keruh
perahu perahu tambangan perahu tambangan membawa ikan
ikan enak dipanggang enak dipanggang sayurnya terong
ini lagu lagu mainam, ini lagu lagu sindiran
Jangan heran kita mendengar
ini lagu lagu mainan, ini lagu lagu sindiran
Hibur hati dengar aku menyanyi
aduhai orang seberang orang seberang bikin sayur asam
Namun kita di sini kita disini bikin sayur kacang
Putih bunga melati bunga melati harum baunya
Setangkai kupetik aduh sayang tinggal daunnya
ini lagu lagu mainan, ini lagu lagu sindiran
Jangan heran kita mendengar
ini lagu lagu mainan,
ini lagu lagu sindiran
Hibur hati dengar aku menyanyi.
Hibur hati dengar aku menyanyi.
“Mendi-mendi
di batang” jika di perhatikan dari lirik lagu ini sangatlah menggambarkan
suasana di tempat tersebut. Kalimantan Timur yang kita bahas ini adalah daerah
yang sumber daya alamnya sangatlah melimpah terutama hutannya, dan sungai
terpanjangnya yaitu Sungai Mahakam. Lirik ini secara tidak langsung
menggambarkan aktifitas dan lingkungan di daerah Kaliamntan Timur khususnya
mereka yang tinggal di pesisir atau ditepi sungai Mahakam khususnya Suku Kutai.
Bahari, orang-orang yang tinggal ditepi sungai Mahakam sering bahkan sudah menjadi rutinitas mandi
dipinggiran sungai Mahakam diatas batang-batang
yang menjadi pondasi belakang rumah.
Dahulu anak-anak mereka pun mandi di
pinggiran sungai berenang sembari
bermain di atas batang-batang kayu yang hanyut di sungai, dahulu pemandangan
ini sangatlah mudah untuk di dapatkan namun tidak untuk zaman sekarang.
Kalimantan terutama Kalimantan Timur adalah salah satu penghasil kayu terbesar
di Indonesia itulah sebabnya dipinggiran sungai Mahakam sangat banyak sekali
batang-batang kayu pohon hanyut bahkan menepi di pinggiran sungai, salah satu
bukti bahwa Kalimantan adalah penghasil kayu terbesar di Indonesia dengan
berdirinya perusahaan kayu ternama yaitu “Kalimanis” perusahaan plywood
terbesar di Kalimantan itu diresmikan langsung oleh presiden ke-2 Indonesia yaitu Bapak Soeharto.
Perusahaan ini diresmikan pada
tanggal 01 Agustus 1977, perusahaan kayu asal Amerika yang dikenal dengan
George Pasific (GP) yang kemudian diambil alih oleh regim orde baru , dan di
ubah nama menjadi PT. Kalimanis.
“Gubang gubang tambangan” dialiri
sungai yang sangat panjang orang dahulu menggunakan perahu dalam aktivitas
kesehariannya disungai Mahakam, mulai untuk mencari ikan, alat transportasi
untuk menyeberangi sungai dan lain-lain. Sebagai alat untuk menahan perahu pada
saat menepi di pinggiran sungai di gunakan tali yang lumayan besar ukurannya
biasa disebut tali tambang, sepintas menurut saya itulah asal mula dari nama
perahu atau alat transportasi sungai Mahakam yang hingga kini kami kenal dengan
sebutan Tambangan. Seiring perkembangan zaman alat transportasi ini semakin
berkurang peminatnya bahkan banyak penduduk sekitar yang dahulu menjadikan
tambangan ini sebagai mata pencaharian beralih ke pekerjaan lain karena beberapa
faktor. Antara lain: berkurangnya masyarakat yang ingin menggunakannya,
pembangunan jalan darat yang semakin lama semakin berkembang di dukung dengan
adanya transportasi darat yang seiring waktu makin banyak bermunculan dan
semakin mahalnya bahan bakar minyak yang digunakan untuk mesin tambangan.
“Gubang tambangan membawa jukut”
kita medapatkan setidaknya sedikit gambaran di zaman bahari masyarakat
Kalimantan Timur terutama yang tinggal di pesisir sungai Mahakam sering melaukan berbagai aktivitas di sungai,
mulai dari menangkap ikan untuk kebutuhan sehari-hari atau untuk kebutuhan
ekonomi. Semakin kuat dugaan saya bahwa lagu ini di ciptakan oleh masyarakat
Kalimantan Timur yang bermukim atau tinggal di pesisir sungai Mahakam. Karena
dari beberapa lirik menggambarkan bahkan bisa dikaitkan dengan sungai mulai
dari jukut (ikan), tambangan (perahu),
air keroh (air yang keruh), mendi (mandi) di batang, dan urang seberang
(orang seberang) yang menunjukkan jarak wilayah yang dibatasi oleh sungai karna
besebrangan dan dipisahkan oleh sungai Mahakam.
Jika mendengar lagu ini sungguh
hanya ada rasa riang gembira dalam alunan nada lirik lagunya seperti orang yang
sedang menghibur diri dengan menyanyi sembari melihat aktivitas-aktivitas di
pesisir sungai menikmati alam sekitar alam warga pesisir sungai Mahakam.
Referensi:
Margono Try Edi, Aziz Abdul. 2010. Mari Belajar Seni Rupa. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar